Efek Hipertiroidisme pada Tubuh dan Penangannya


Kelenjar tiroid yang berada di leher bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme di tubuh dan juga menunjang pencernaan.

Kinerja dari jantung juga akan ditunjang sehingga tekanan darah bisa stabil atau malah jadi sebaliknya.

Kalau tiroid yang menghasilkan hormon ini mengalami masalah seperti terlalu aktif, gangguan di tubuh akan semakin meningkat.Penanganan pada kondisi hipertiroidisme ini harus dilakukan dengan baik agar efek samping tidak besar.

Apa Saja Penyebab Hipertiroidisme? 

Hipertiroidisme bisa terjadi karena beberapa kondisi medis di bawah ini:

● Penyakit Graves

Gangguan autoimun ini menyebabkan kelenjar tiroid yang ada di leher diserang dan menyebabkan kelenjar jadi hiperaktif. Efeknya, hipertiroidisme jadi muncul perlahan-lahan.

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun, yang paling sering mengalaminya adalah wanita dengan usia di atas 40 tahun.

●  Benjolan di Tiroid

Pada kondisi khusus, di bagian leher juga bisa muncul benjolan yang ukurannya membesar seiring dengan berjalannya waktu. Benjolan ini menyebabkan abnormalitas pada kelenjar.

Efek dari abnormalitas ini adalah kondisi overaktif pada kelenjar. Hal ini menyebabkan hormon yang dihasilkan kelenjar jadi semakin banyak dan tidak bisa dikontrol lagi.

● Tiroiditis

Infeksi atau masalah hormon yang terjadi di kelenjar tiroid bisa menyebabkan pembengkakan. Kondisi membuat hormon yang tersimpan di sana jadi tumpah dan memicu masalah di tubuh.

Kondisi tiroiditis sebenarnya berjalan sementara saja. Namun, kalau sering berulang bisa memicu terjadinya hipertiroidisme

Gejala Umum dari Hipertiroidisme

Penyakit ini sering memiliki gejala yang sama dengan kondisi lain. Bahkan, diagnosis harus dilakukan untuk memudahkan penanganan.

Beberapa gejala yang bisa jadi tanda dari kondisi hipertiroidisme terdiri dari:

  • Penurunan berat badan yang cukup cepat, bahkan meski Anda memiliki nafsu makan tinggi dan selalu makan dalam jumlah banyak, kemungkinan terjadi kenaikan berat badan akan rendah.
  • Memiliki detak jantung yang cukup tinggi, bahkan dalam semenit ada sekitar 100 detak jantung.
  • Sering mengalami aritmia atau detak jantung yang tidak stabil.
  • Peningkatan nafsu makan yang di luar kebiasaan.
  • Mudah mengalami panik dan takut secara berlebihan.
  • Mudah marah atau emosinya tidak stabil.
  • Bagian tangan kerap mengalami tremor atau getaran yang sangat kuat sehingga kerap menyulitkan penderita dalam beraktivitas.
  • Perubahan pola pada menstruasi, bisa cepat atau sering telat.
  • Tubuh jadi lebih sensitif dengan panas, bahkan panas dari air yang sebenarnya hangat kuku bisa dianggap berlebihan.
  • Perubahan pada kebiasaan buang air besar, umumnya akan sering buang air besar.
  • Mengalami pembengkakan di leher atau gondok.
  • Mudah mengalami lelah dan secara fisik cenderung lemah.
  • Sulit sekali tidur.
  • Mengalami penebalan pada kulit.
  • Rambut mengalami rapuh dan mudah rontok.

Diagnosis Hipertiroidisme

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kondisi hipertiroidisme sulit sekali dilihat dan mirip gejala lain.

Untuk itu, diagnosis berikut ini harus dilakukan:

  • Tes kolesterol
  • T4, free T4, T3
  • Tes level hormon tiroid
  • Tes gliserida
  • Pemindaian pada tiroid
  • CT Scan
  • MRI Scan

Faktor Risiko Hipertiroidisme

  • Seseorang dengan kondisi di bawah ini lebih mudah mengalami hipertiroidisme daripada yang lain.
  • Memiliki jenis kelamin wanita
  • Keluarga memiliki riwayat menderita penyakit Graves
  • Mengalami penyakit kronis seperti diabetes tipe 1 atau anemia pernisiosa

Komplikasi Hipertiroidisme

Penanganan hipertiroidisme harus dilakukan dengan baik agar tidak memicu beberapa komplikasi di bawah ini:

1. Masalah Jantung

Kadar hormon yang terlalu banyak di dalam tubuh menyebabkan jantung tidak bisa bergerak dengan stabil. Detaknya bisa sangat cepat atau malah sebaliknya. Kondisi ini menyebabkan beberapa penyakit jantung yang parah.

Beberapa penyakit jantung yang parah terdiri dari gagal jantung. Organ tidak bisa melakukan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya, stroke juga bisa muncul.

2. Rapuh pada Tulang

Kalau kadar tiroid di dalam tubuh terus meningkat dan sulit untuk ditekan, penyerapan kalsium akan terganggu. Efeknya, seseorang dengan kondisi ini akan mudah mengalami pengeroposan tulang termasuk osteoporosis.

3. Masalah Mata

Masalah mata yang bisa muncul terdiri dari buram saat melihat objek padahal tidak mengalami rabun. Selain itu, mata juga jadi sangat sensitif dengan cahaya yang berlebihan. Kalau kondisinya sudah sangat parah, kemungkinan buta bisa besar.

4. Mengalami Tirotoksikosis

Komplikasi tirotoksikosis juga bisa muncul kalau terjadi masalah dengan konsentrasi tiroid berlebihan. Beberapa gejala yang terlihat kalau komplikasi ini terjadi adalah sulitnya seseorang jadi gemuk meski sudah makan banyak.

5. Kulit jadi Kemerahan

Kulit di tubuh juga bisa jadi kemerahan kalau sampai penyakit Graves muncul. Kulit yang bisa mengalami kemerahan biasanya terletak di tulang kering atau bagian telapaknya.

Pengobatan Hipertiroidisme

Pengobatan hipertiroidisme harus segera dilakukan agar tidak terjadi masalah yang lebih parah. Umumnya kondisi ini bisa diatasi dengan beberapa cara di bawah ini.

1. Penggunaan Obat

Obat anti tiroid bisa digunakan untuk menekan jumlah hormon di dalam tubuh agar tidak berlebihan. Biasanya penderita yang baru saja didiagnosis diminta untuk mengonsumsinya selama 1-2 tahun saja.

Pada kondisi yang sudah parah, penggunaan obat akan dilakukan sampai bertahun-tahun. Penggunaan obat memang yang paling mudah dilakukan, tapi hasilnya tidak maksimal dan masih ada kemungkinan kambuh.

2. Terapi Radioaktif

Terapi ini dilakukan dengan cara memasukkan iodine atau yodium dalam bentuk radioaktif. Bentuknya seperti obat tablet atau bisa dalam bentuk cairan. Kalau iodine sudah masuk ke dalam tubuh, sel yang menghasilkan tiroid akan dihancurkan.

Seseorang yang di dalam tubuhnya berisi iodine radioaktif dalam jangka panjang juga bisa mengalami hipotiroidisme. Untungnya, kondisi ini jauh lebih mudah untuk diatasi dan efek sampingnya pada tubuh sangat minim.

3. Pembedahan

Apabila kondisi kelenjar tiroid sudah berlebihan dan sulit ditangani dengan obat, operasi pengangkatan akan dilakukan. Pengangkatan ini akan membuat seseorang memiliki kadar tiroid yang sedikit dan mengalami hipotiroidisme.

Guna mengembalikan kadar tiroid di dalam tubuh agar stabil, obat yang berisi hormon ini harus dikonsumsi secara rutin. Dokter biasanya meresepkan berapa jumlah obat yang harus diminum dan berapa lama durasinya.

Hipertiroidisme merupakan salah satu gangguan yang sulit ditangani, apalagi jika kondisinya sudah cukup parah. Untuk penanganan terbaik anda dapat konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Endokrin.

 

Dr Lim Siang Chin merupakan Spesialis Penyakit Dalam & Endokrin terkemuka di RS. Mahkota Medical Centre.

Memiliki fokus untuk menangani gangguan sistem endokrin. Sistem endokrin merupakan jaringan kalenjar di tubuh yang berfungsi membuat hormon.

Spesialis Endokrin
perwakilan rumah sakit mahkota medical centre malaysia di surabaya

Layanan Kami

MahkotaRegency.ID merupakan Website Resmi Kantor Perwakilan Rumah Sakit Mahkota Medical Centre & Regency Specialist Hospital di Indonesia.

Berikut Adalah Layanan yang Dapat Kami Berikan:

  1. Informasi lengkap tentang Rumah Sakit
  2. Rekomendasi Dokter Spesialis & Jadwal Dokter
  3. Informasi Estimasi Biaya untuk berbagai tindakan medis
  4. Pengurusan temu janji (Appointment)
  5. Pengurusan akomodasi & transportasi
  6. Pengurusan klaim (Medical Record, Keperluan asuransi, dll)
  7. Telekonsultasi dengan Dokter Spesialis Terbaik Malaysia
  8. Pemesanan Obat di Farmasi Rumah Sakit Malaysia
  9. Evakuasi Medis
  10. Pengaturan dan pemesan transportasi selama situasi Covid-19 sepert jet charter, air ambulance, dan ferry charter
  11. Pengurusan ijin MHTC

Info Lebih Lanjut:

Perwakilan Resmi (ARO) Rumah Sakit Malaysia
Alamat : JL. Baratajaya XIX No.31C, Gubeng, Kota Surabaya
24 hours Call Centre : 0838-3002-8050
E-mail : mmcsurabayaoffice@gmail.com 

Website: www.mahkotaregency.id

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Tinggalkan Balasan